Menghitung Hari

Semoga hari-hari ini dan mendatang lebih baik…..

Ini lah kesekian kalinya perasaan tegang, gundah, deg…deg…an (kata orang jawa) itu timbul. Klo dulu pernah terasa tegang waktu mau test SPMB....beransung makin tegang dan khawatir saat melihat hasilnya, sudah terbayang klo lulus bisa melakukan ini ..itu, tapi klo gak lulus gak terbayang sedikitpun apa jadinya ....(lagi bingung). Rasa tegang itu muncul lagi saat mo sidang tugas akhir.....mulai menunggu antrian hingga nilai diumumkan.....ternyata tidak seperti yang dibayangkan...hikshiks. Kemudian tiba ketegangan, ...terasa panas dingin nih....saat mo lamaran atau khitbah yang alhamdulillah udah terlaksana pada 23 Desember 2007 silam, 3 hari menjelang peristiwa banjir, tanah longsor dan berbagai bencana dimana-mana. Sudah sepantasnya bersyukur karena rute perjalanan menuju Malang selamat sebelum banjir menerjang tanggal 26 Desember 2008, mulai dari ponorogo-tulungagung-blitar (jalur selatan), kemudian jombang, ngawi, sragen (jalur utara). Saat khitbah jantung berdebar kuat....tersadar disaksikan sekian banyak orang, diiring, terasa datang panggilan itu untuk segera menikah, lantas terbayang sekian banyak hal pada diri ini harus dirubah. Kepekaan, tanggung jawab dan perencanaan kedepan harus dibuat.

Seiring makin dekatnya ke hari H, dan alhamdulillah semua persiapan sudah selesai, perasaan tegang, deg-degan...makin terasa....termasuk saat tulisan ini dibuat. Dan tak tahu bagaimana hari-hari kedepan hingga hari H....yang jelas berusaha menenangkan diri, banyak merenung dan berpikir apa yang telah saya lakukan untuk menghantar ke satu fase kehidupan berkeluarga, disamping buku2 bacaan dan tausyiah2, tentu tilawah sangat membantu menenangkan diri. Begitulah sesuatu yang dinanti-nantikan dan diharapkan dengan izin Allah SWT akan datang, namun saat datang takut diri ini belum siap. Inilah satuhal umum bagaimana anugerah dan nikmat Allah itu bisa berubah menjadi kekufuran. Oleh karena itu marilah kita siapkan diri kita dengan baik menuju pintu gerbang kehidupan berkeluarga. Sebagai penutup....dari kondisi deg-degan dan tegang semoga bisa berbuah manis dan menyenangkan, dengan kesabaran dan keikhlasan. Amin. Seperti untain kata mutiara berikut.
” Allah memberikan Hadiah yg sangat indah untuk kita itu dalam kemasan yg rumit.. dari situ Allah menguji kesabaran dan melihat bagaimana cara kita membuka hadiah terindah yg terbungkus oleh kemasan yg rumit itu.. sampai kita berhasil dan hingga akhirnya kita berteriak kegirangan krn berhasil mendapatkan hadiah yg indah tiada taranya itu.....”
Mohon maaf kepada seluruh pembaca atas segala khilaf dan salah kata dan sikap selama ini. Semoga acara kami lancar, selamat dan barokah. Amiin.
Deg...deg...deg.....
Deg...dig...dug.....deg....dig...dug...deg.... =14 Mei 2008
Deg...dig...dug.....deg....dig...dug...deg....dig...dug...deg...dig...dug...deg..

23 Mei 2008
Wassalamu’alaikum wr.wb

sahuri

Undangan Pernikahan

Doa Nikah

Denah Lokasi

Tasyakuran

Acara tasyakuran dilaksanakan pada:

Hari : Rabu, 28 Mei 2008
Waktu : 19.00 - selesai
Tempat : Trani-Genengsari No.7
Rt.01/RW02
Kec. Polokarto-Skh
SOLO

Susahnya Menjaga Pandangan

Susahnya menjaga pandangan,

Kesenangan dan ketertarikan kepada lawan jenis itu fitrah dalam diri manusia yang keberadaannya merupakan rahmat Allah SWT. Perasaan suka ama lawan jeni s itu sebagai efek perkembangan biologis manusia (ehm…kata psikolog ini). Perasaan cinta ini butuh penyaluran, karena kalo tidak akan membuat gelisah dan akhirnya terjadi penyimpangan, bahkan bisa menjadi penyakit social. Lalu apa obat yang tepat untuk penyakit ini, tak lain adalah pernikahan. Dan tahukah Anda itu merupakan kesepakatan para ilmuwan, dokter dan kalangan lain yang mendefinisikan pernikahan sebagai menyatunya dua ruh dan badan. Oleh karena itu nikahkanlah para pemuda dan pemudi kalian, karena birahi yang berkobar itu masalah gawat loh.

Coba buka surat Ali imron ayat 14:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita……”

Buat kaum muda Rasullullah menasehatkan:
”Wahai para pemuda, jika kamu telah sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu akan menjaga kehormatanmu. Jika belum mampu maka tundukkanlah pandangan kamu dan berpuasalah. Karena itu adalah benteng bagi kamu.” (HR. Al Hakim)

Klo menurut Imanm Ahmad: ” Jika seseorang telah mampu untuk menikah tapi tidak segera menikah, maka pastilah ada dua alasan. Pertamadia patut diragukan kejantanannya. Sedangkan yang kedua dia menikmati bergelimang dalam kemaksiatan.

Subhanallah. Ini seperti fenomena sekarang. Sekian banyak pemuda sudah cukup usia dan memiliki kemampuan menikah tapi masih menunda-nunda dan berpikir belum siap atau niat. Ada satu hadist (ndak tahu tapi levelnya) mengatakan: ”Orang meninggal diantara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan”.

Oleh karena itu upaya agar kita tidak gelisah oleh gelora cinta, mari kita baca dan dalami peringatan berikut:

”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluanny; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur 30)

”Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...” (An-Nur 31)

Karena pandangan mata bisa menjadi benih-benih cinta yang menghunjam jiwa ini. Dalam kata lain Rasulullah mengingatkan:

”Pandangan mata itu adalah anak panah beracun dari anak-anak panah iblis, siapa saja yang menghindarkannya karena takut kepada Alla, ia akan dikaruniai keimanan yang terasa manis didalam hatinya”. (HR.Hakim)

Nyuuuuk kita nikah!!

Smart Family

Sedikit resume ihwal pernikahan dari pengajian rutin pekanan di masjid PetroChina beberapa bulan yl:

Klo ngomong soal nikah sering bikin kecut para pemuda dan pemudi jaman sekarang deh. Selalu banyak alas an, bilangnya ntar lah belum niat, ntar klo udah punya tabungan, ntar klo udah punya rumah dan mobil, ntar klo ada yang cocok…….bahkan bilang ntar klo udah puas masa lajangnya….berhura-hura....intinya ingin menunda. Padahal pernikahan itu ibarat penyempurna agama ataupun hidup, menyatukan 2 keluarga, menyatukan 2 rejeki yang pada akhirnya membuka pintu-pintu barokah dan hidayah untuk dapat beribadah lebih khusuk dan nyaman.

Oleh karena itu jadilah bagian dari sedikit yang menyegerakan menikah daripada sekian banyak yang berusaha menunda menikah.

Pernikahan kan sama halnya menyatukan 2 orang yang berbeda bahkan 2 keluarga besar. Oleh karena itu pernikahan yang diharapkan cuman sekali ini ini harus dibangun atas dasar iman, kasih sayang dan niat yang benar yaitu untuk mendekatkan diri dan bertemu Allah SWT kelak di surga. Pernikahan merupakan ibadah, seperti halnya iman dan taqwa ataupun ibadah harus dilandasi cinta dan pengorbanan atau pelayanan dengan tujuan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu perlu 4 hal yang disebut smart family:
1. Sakinah: kecenderungan, ketertarikan, tenang, nyaman, tentram terhadap pasangan (selalu seperti baru ketemu tuh...mak nyess, saling menarik)
2. Mawaddah: kasih sayang, pemahaman kewajiban, pengertian, kesabaran pada istri/sebaliknya, anak, orang tua, mertua, saudara (rukun....tapi ojo mangan ra mangan tetep kumpul)
3. warahmah: bermanfaat buat keluarga yang lebih besar, masyarakat, umat. Nafkah buat keluarga, beramal, zakat dll bagi keluarga dan umat
4. Tarbiyah: keluarga jadi fondasi pendidikan bagi suami, istri dan terutama anak (sering kan berebut channel TV ibu dan anak atau bapak dan anak…harus proporsional dan tepat sasaran)

Keinginan menikah adalah sangat fitrah jika didorong oleh keinginan hubungan seksual karena hal ini yang paling mendasar. Maka masing-masing harus mampu menjaga dan memelihara keinginan seksual terhadap pasangannya, komunikasi terbuka untuk saling memberi dorongan dan mengingatkan “ O saya tertarik padamu tu karena ini, ini dst”. Untuk pemula atau yang muda biasanya masalah kesehatan, fitability sangat penting (olahraga, kebugaran, menjaga badan tetap kenceng “gak gemuk, gak kendor, gak loyo”, dst). Nah seringkali banyak persepsi Istri seperti “masa bodoh dengan badan toh sudah punya suami”. Ingat, laki-laki mudah lho untuk menikah lagi cari yang lebih seger (istilah laki-laki) dari pada perempuan yang rata-rata cukup satu laki-laki…hehehe. Ada satu survey juga yang menyatakan suami itu cenderung keinginan seksualnya yang tinggi, sedangkan istri lebih cenderung ke materi. Untuk poin 1 ini umum buat laki-laki kan termasuk saya…...hehehe….jadi buat istri saya ntar harus selalu jaga kebugaran ya biar tambah di sayang suami....pandai-pandailah menyenangkan suami...itu pahalanya besar loh. Nah jadinya sangat bahaya berbahaya jika keinginan menikah cuma sampai kepada sakinah aja…..artinya habis manis sepah dibuang…...Cuma dorongan seksual aja yang tinggi.

Selanjutnya mawadah, masing-masing harus tahu job dan tanggung jawabnya. Sebagai istri taat suami, melayani suami dengan pengertian dan keikhlasan…tidak hanya di tanggal muda karena masa gajian…hehehe dan memelihara kehormatan keluarga. Sebagai anak harus berbakti, hormat dan membantu orang tua. Sebagai suami wajib menafkahi yang cukup bagi keluarga, membina, memberi contoh dan mengarahkan bahtera sesuai jalurnya bikin neraca belanja klo perlu detail pos-pos apa saja yang utama…secondary…dst. Intinya harus ada komunikasi, pengertian, kesabaran, bisa mengambil hikmah atas perbedaan, cari sinergi, mau berbagi dikala senang dan susah. Dalam hadist: suami itu milik ibunya, istri milik suaminya. Jadi, suami masih bertanggung jawab atas ibunya (orang tua kandung dan mertua harus diperlakukan sama).

Terus warahmah: kehadiran kita sebagai individu harus bermanfaat terlebih setelah menikah karena didalamnya banyak sekali nilai dan hikmah…..membawa rahmat bagi lingkungan masyarakat sekitar.

Tarbiyah: suami-istri menjadi bapak-ibu pada akhirnya akan mati meninggalkan anak-anak yang sholeh dan harta yang jariyah. Anak-anak yang akan mendoakan orangtua mereka..harta yang diinfakkan dan dishodaqohkan akan meringankan dosa-dosa orangtua mereka sehingga kelak mereka akan dipertemukan dalam surga Allah SWT dalam keadaan yang bahagia dan sejahtera. Amin.

Sekian dulu dulu ya udah lewat jam 4.30 waktunya pulang, akhirnya mari kita sama-sama belajar untuk menyongsong masa pernikahan kita…dan marilah kita menyegerakannya……sama-sama meningkatkan ketertarikan kita dan menjaganya selamanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.