Smart Family

Sedikit resume ihwal pernikahan dari pengajian rutin pekanan di masjid PetroChina beberapa bulan yl:

Klo ngomong soal nikah sering bikin kecut para pemuda dan pemudi jaman sekarang deh. Selalu banyak alas an, bilangnya ntar lah belum niat, ntar klo udah punya tabungan, ntar klo udah punya rumah dan mobil, ntar klo ada yang cocok…….bahkan bilang ntar klo udah puas masa lajangnya….berhura-hura....intinya ingin menunda. Padahal pernikahan itu ibarat penyempurna agama ataupun hidup, menyatukan 2 keluarga, menyatukan 2 rejeki yang pada akhirnya membuka pintu-pintu barokah dan hidayah untuk dapat beribadah lebih khusuk dan nyaman.

Oleh karena itu jadilah bagian dari sedikit yang menyegerakan menikah daripada sekian banyak yang berusaha menunda menikah.

Pernikahan kan sama halnya menyatukan 2 orang yang berbeda bahkan 2 keluarga besar. Oleh karena itu pernikahan yang diharapkan cuman sekali ini ini harus dibangun atas dasar iman, kasih sayang dan niat yang benar yaitu untuk mendekatkan diri dan bertemu Allah SWT kelak di surga. Pernikahan merupakan ibadah, seperti halnya iman dan taqwa ataupun ibadah harus dilandasi cinta dan pengorbanan atau pelayanan dengan tujuan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu perlu 4 hal yang disebut smart family:
1. Sakinah: kecenderungan, ketertarikan, tenang, nyaman, tentram terhadap pasangan (selalu seperti baru ketemu tuh...mak nyess, saling menarik)
2. Mawaddah: kasih sayang, pemahaman kewajiban, pengertian, kesabaran pada istri/sebaliknya, anak, orang tua, mertua, saudara (rukun....tapi ojo mangan ra mangan tetep kumpul)
3. warahmah: bermanfaat buat keluarga yang lebih besar, masyarakat, umat. Nafkah buat keluarga, beramal, zakat dll bagi keluarga dan umat
4. Tarbiyah: keluarga jadi fondasi pendidikan bagi suami, istri dan terutama anak (sering kan berebut channel TV ibu dan anak atau bapak dan anak…harus proporsional dan tepat sasaran)

Keinginan menikah adalah sangat fitrah jika didorong oleh keinginan hubungan seksual karena hal ini yang paling mendasar. Maka masing-masing harus mampu menjaga dan memelihara keinginan seksual terhadap pasangannya, komunikasi terbuka untuk saling memberi dorongan dan mengingatkan “ O saya tertarik padamu tu karena ini, ini dst”. Untuk pemula atau yang muda biasanya masalah kesehatan, fitability sangat penting (olahraga, kebugaran, menjaga badan tetap kenceng “gak gemuk, gak kendor, gak loyo”, dst). Nah seringkali banyak persepsi Istri seperti “masa bodoh dengan badan toh sudah punya suami”. Ingat, laki-laki mudah lho untuk menikah lagi cari yang lebih seger (istilah laki-laki) dari pada perempuan yang rata-rata cukup satu laki-laki…hehehe. Ada satu survey juga yang menyatakan suami itu cenderung keinginan seksualnya yang tinggi, sedangkan istri lebih cenderung ke materi. Untuk poin 1 ini umum buat laki-laki kan termasuk saya…...hehehe….jadi buat istri saya ntar harus selalu jaga kebugaran ya biar tambah di sayang suami....pandai-pandailah menyenangkan suami...itu pahalanya besar loh. Nah jadinya sangat bahaya berbahaya jika keinginan menikah cuma sampai kepada sakinah aja…..artinya habis manis sepah dibuang…...Cuma dorongan seksual aja yang tinggi.

Selanjutnya mawadah, masing-masing harus tahu job dan tanggung jawabnya. Sebagai istri taat suami, melayani suami dengan pengertian dan keikhlasan…tidak hanya di tanggal muda karena masa gajian…hehehe dan memelihara kehormatan keluarga. Sebagai anak harus berbakti, hormat dan membantu orang tua. Sebagai suami wajib menafkahi yang cukup bagi keluarga, membina, memberi contoh dan mengarahkan bahtera sesuai jalurnya bikin neraca belanja klo perlu detail pos-pos apa saja yang utama…secondary…dst. Intinya harus ada komunikasi, pengertian, kesabaran, bisa mengambil hikmah atas perbedaan, cari sinergi, mau berbagi dikala senang dan susah. Dalam hadist: suami itu milik ibunya, istri milik suaminya. Jadi, suami masih bertanggung jawab atas ibunya (orang tua kandung dan mertua harus diperlakukan sama).

Terus warahmah: kehadiran kita sebagai individu harus bermanfaat terlebih setelah menikah karena didalamnya banyak sekali nilai dan hikmah…..membawa rahmat bagi lingkungan masyarakat sekitar.

Tarbiyah: suami-istri menjadi bapak-ibu pada akhirnya akan mati meninggalkan anak-anak yang sholeh dan harta yang jariyah. Anak-anak yang akan mendoakan orangtua mereka..harta yang diinfakkan dan dishodaqohkan akan meringankan dosa-dosa orangtua mereka sehingga kelak mereka akan dipertemukan dalam surga Allah SWT dalam keadaan yang bahagia dan sejahtera. Amin.

Sekian dulu dulu ya udah lewat jam 4.30 waktunya pulang, akhirnya mari kita sama-sama belajar untuk menyongsong masa pernikahan kita…dan marilah kita menyegerakannya……sama-sama meningkatkan ketertarikan kita dan menjaganya selamanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

waaah, selamat ya,

Barakallahu laka wa baraka 'alaka wa jama'a bainakuma fi khair

dulah